gerak parabola
22.14 | Author: rahmat
Gerak parabola
Asumsi pertama tidak ada gaya dengan arah horizontal
F_x=0
Hukum Newton maka
F_x=mx ̈
Karena F_x=0 maka

x ̈=0
x ̇=∫▒〖0 dt=C〗 ;C= B_1
x ̇=B_1
x(t)=∫▒〖B_1 dt〗
=B_1 t+B_2
Jika
x(0)=x_0 maka
x(0)=B_1.0+B_2=B_2
x_0=B_2
x ̇(0)=V_(x0 ) B_1=V_xo
=B_1 B_2= x_0
Jika tidak mengalami gesekan udara maka
{█(x ̈=0@( y) ̈=-g)┤


{█(x(t)=B_1 t+B_2@y(t)=-1/2 〖gt〗^2+D_1+D_1 )┤





unit Unit1;

interface

uses
Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms,Dialogs, StdCtrls, DB, DBTables, jpeg, ExtCtrls;

type
  TForm1 = class(TForm)
    Label1: TLabel;
    Edit1: TEdit;
    Label2: TLabel;
    Label3: TLabel;
    Edit2: TEdit;
    Edit3: TEdit;
    Label4: TLabel;
    Label5: TLabel;
    Edit4: TEdit;
    Edit5: TEdit;
    Button1: TButton;
    BKELUAR: TButton;
    Table1: TTable;
    Image1: TImage;
    Label6: TLabel;
    procedure BKELUARClick(Sender: TObject);
    procedure Button1Click(Sender: TObject);
    procedure FormCreate(Sender: TObject);
    procedure Edit1Change(Sender: TObject);
  private
    { Private declarations }
  public
    { Public declarations }
  end;

var
  Form1: TForm1;

implementation

{$R *.dfm}

procedure TForm1.BKELUARClick(Sender: TObject);
begin
  close;
end;

procedure TForm1.Button1Click(Sender: TObject);
begin
    table1.Append;
    table1['Kode_Barang']:=edit1.text;
    table1['Nama_Barang']:=edit2.Text;
    table1['Harga_Barang']:=edit3.text;
    table1['Jumlah']:=edit4.text;
    table1['Diskon']:=edit5.text;
table1.Post;  
button1.Enabled:=false;
end;

procedure TForm1.FormCreate(Sender: TObject);
begin
  edit2.Text:='';
  edit3.Text:='';
  edit4.Text:='';
  edit5.Text:='';
  button1.Enabled:=false;
end;

procedure TForm1.Edit1Change(Sender: TObject);
begin
if (length(edit1.Text)=5)then
  begin
   table1.IndexName:='';
   if table1.FindKey([edit1.Text])then
   begin
showmessage ('DATA SUDAH ADA BROW TULIS YANG LAIN AJA YACH');
    formCreate (sender);
   end else
   begin
      button1.Enabled:=true;
   end;
  end
  else
    formCreate(sender);
end;

end.



unit Unit1;

interface

uses
Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms,Dialogs, StdCtrls, ExtCtrls, DBCtrls, Grids, DBGrids, DB, DBTables, jpeg;

type
TForm1 = class(TForm)
Table1: TTable;
DataSource1: TDataSource;
DBGrid1: TDBGrid;
DBNavigator1: TDBNavigator;
Label1: TLabel;
Label2: TLabel;
Label3: TLabel;
Edit1: TEdit;
Edit2: TEdit;
bkeluar: TButton;
Image1: TImage;
procedure bkeluarClick(Sender: TObject);
procedure Edit1Change(Sender: TObject);
procedure Edit2Change(Sender: TObject);
private
{ Private declarations }
public
{ Public declarations }
end;

var
  Form1: TForm1;

implementation

{$R *.dfm}

procedure TForm1.bkeluarClick(Sender: TObject);
begin
  close;
end;

procedure TForm1.Edit1Change(Sender: TObject);
begin
  table1.IndexName:='nama';
  table1.FindNearest([edit1.Text]);
end;

procedure TForm1.Edit2Change(Sender: TObject);
begin
  table1.IndexName:='harga';
  table1.FindNearest([edit2.Text]);
end;

end.
PROGRAM RUMUS TABUNG DALAM DELPHI 7
10.27 | Author: rahmat
unit Unit1;
interface
uses
  Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms,
  Dialogs, StdCtrls, jpeg, ExtCtrls, Menus;
type
TForm1 = class(TForm)
    ejarijari: TEdit;
    etinggi: TEdit;
    eluas: TEdit;
    bproses: TButton;
    Label1: TLabel;
    Label2: TLabel;
    Label3: TLabel;
    Label4: TLabel;
    evolume: TEdit;
    Label5: TLabel;
    Image1: TImage;
    bkluar: TButton;
    Label6: TLabel;
    Label7: TLabel;
    ecmjarijari: TLabel;
    ecmtinggi: TLabel;
    ecmluas: TLabel;
    ecmvolume: TLabel;
    procedure bprosesClick(Sender: TObject);
    procedure ejarijariKeyPress(Sender: TObject; var Key: Char);
    procedure etinggiKeyPress(Sender: TObject; var Key: Char);
    procedure eluasKeyPress(Sender: TObject; var Key: Char);
    procedure evolumeKeyPress(Sender: TObject; var Key: Char);
    procedure bkluarClick(Sender: TObject);
private
{ Private declarations }
public
      { Public declarations }
      end;
var
  Form1: TForm1;
implementation
{$R *.dfm}
procedure TForm1.bprosesClick(Sender: TObject);
var j,t,l,v:real;
begin
   j := strtofloat(ejarijari.Text);
   t := strtofloat(etinggi.text);
   l:= 3.14*j*j;
   v:=(3.14*j*j)*(j*t);
   eluas.text:=floattostr(l);
 
evolume.Text :=floattostr(v);
end;
procedure TForm1.ejarijariKeyPress(Sender: TObject; var Key: Char);
begin
  if not (key in ['0'..'9',#8,#13]) then key:=#0;
end;
procedure TForm1.etinggiKeyPress(Sender: TObject; var Key: Char);
begin
   if not (key in ['0'..'9',#8,#13]) then key:=#0;
end;
procedure TForm1.eluasKeyPress(Sender: TObject; var Key: Char);
begin
   if not (key in ['0'..'9',#8,#13]) then key:=#0;
end;
procedure TForm1.evolumeKeyPress(Sender: TObject; var Key: Char);
begin
   if not (key in ['0'..'9',#8,#13]) then key:=#0;
end;
procedure TForm1.bkluarClick(Sender: TObject);
begin
   close;
end;
end.
INSERT
INSERT INTO mahasiswa VALUES ('F1A108007','RAHMAT','L','KAMPUS')
INSERT INTO <nama tabel> VALUES (nama kolom>
INSERT INTO mahasiswa (nim,namamhs,jk) VALUES ('F1A108007','RAHMAT','L')

UPDATE
UPDATE mahasiswa SET namamhs='SAFAR' WHERE nim='F1A108007'

DELETE
DELETE FROM mahasiswa WHERE nim='F1A108007'
DELETE FROM mahasiswa WHERE NAMAMHS='RAHMAT'

MENAMPILKAN DATA

SELECT <nama kolom> FROM <nama tabel>

SELECT * FROM mahasiswa
SELECT nim,namamhs FROM mahasiswa


SELECT NIM, Nama_Mahasiswa, Nama_MK, SKS, Sem_ke, Tahun_Akademik, Semester, Nilai FROM kuliah, nim, kodemk WHERE kuliah.NIM = nim.NIM AND kuliah.Kode_MK = kodemk.Kode_MK

SELECT NIM, Nama_Mahasiswa, Kode_MK, Nama_MK, Tahun_Akademik, Semester, Nilai FROM kuliah, kodemk, nim WHERE kuliah.Kode_MK = kodemk.Kode_MK AND nim.NIM = kuliah.NIM AND (kuliah.NIM='F1A108007' OR kuliah.NIM='F1A107038')


UNTUK MENAMPILKAN STAMBUK MATEMATIKA SAJA
SELECT * FROM MAHASISWA WHERE NIM LIKE'F1A1%'
SELECT * FROM MAHASISWA WHERE NIM LIKE'F1A1_____'(TANDA (_) SEBANYAK 5 KALI)

UNTUK MENAMPILKAN SEMESTER MATAKULIAH
SELECT * FROM MATAKULIAH WHERE semke= 1 or semke= 3 or semke= 5

UNTUK MENGURUTKAN DATA MISAL BERDASARKAN NAMA MAHASISWA
SELECT * FROM MAHASISWA WHERE NIM LIKE'F1A1%' ORDER BY NAMAMHS ASC/DESC

UNTUK MENGHITUNG JUMLAH BARIS
SELECT COUNT (*) FROM MAHASISWA

UNTUK MENGHITUNG TOTAL NILAI
SELECT SUM (Nilai) FROM kuliah


UNTUK MENAMPILKAN NAMA DIANTARA NIM
SELECT * FROM MAHASISWA WHERE NIM BETWEEN 'F1A101004' AND 'F1A102001'



MENCARI DENGAN QUERY DENGAN NAMA
procedure TForm1.Button1Click(Sender: TObject);
begin
  query1.SQL.clear;
  query1.sql.Add('select NIM, Nama_Mahasiswa, Kode_MK, Nama_MK, Tahun_Akademik, Semester, Nilai');
  query1.SQL.Add('FROM kuliah k, kodemk km, nim mh');
  query1.sql.Add('WHERE k.NIM=mh.NIM AND km.Kode_MK=k.Kode_MK');
  query1.SQL.Add('AND Nama_Mahasiswa LIKE :NM');
  query1.Prepare;
  query1.ParamByName('NM').AsString :='%'+edit1.text+'%';
  query1.Open;
end;

end.

MENCARI DENGAN QUERY DENGAN STAMBUK DAN NAMA
procedure TForm1.Button1Click(Sender: TObject);
begin
  query1.SQL.clear;
  query1.sql.Add('select NIM, Nama_Mahasiswa, Kode_MK, Nama_MK, Tahun_Akademik, Semester, Nilai');
  query1.SQL.Add('FROM kuliah k, kodemk km, nim mh');
  query1.sql.Add('WHERE k.NIM=mh.NIM AND km.Kode_MK=k.Kode_MK');
  query1.SQL.Add('AND (Nama_Mahasiswa LIKE :NM OR NIM LIKE NM)');
  query1.Prepare;
  query1.ParamByName('NM').AsString :='%'+edit1.text+'%';
  query1.Open;
end;

end.

2.1 Pengenalan Basis Data
2.1.1  Basisdata
Beberapa pengertian basisdata :
1.      Basisdata merupakan kumpulan tabel-tabel atau files yang saling berelasi.
2.      Basisdata merupakan kumpulan data non-redundant yang dapat digunakan bersama (shared) oleh system aplikasi yang berbeda atau basis data merupakan kumpulan data non redundant yang saling terkait satu sama lainya yang dinyatakan oleh atribut-atribut kunci dari table-tabelnya.
Karena tidak semua pengguna basisdata terlatih dengan baik dan penggunanya terbagi dalam beberapa tingkatan, maka kompleksitas basisdata akan tersembunyi dari para penggunanya melalui beberapa level abstraksi data, yaitu :
1.      Level Fisik : merupakan tingkatan terendah dalam abstraksi data yang menunjukkan bagaimana data disimpan, yang pada umunya tidak terlihat oleh oleh pengguna atau programmer aplikasinya
2.      Level konseptual : mengambarkan data apa saja yang sebenarnya (secara fungsional) disimpan didalam basisdata beserta relasi-relasinya didalam basisdata, dimana administrator basisdata (DBA) membangun dan mengolah basisdata, contohnya: penguna akan mengetahui bahwa data penjualan disimpan didalam tabel-tabel barang, produksi, keuangan, marketing
3.      Level View : merupakan tingkatan tertinggi, yaitu pengguna aplikasi dan programmer
hanya mengenal struktur data.

2.1.2 Model Konseptual Basisdata
            Perancangan model konseptual basis data dalam sebuah organisasi menjadi tugas dari Administrator basis data. Model konseptual merupakan kombinasi beberapa cara untuk memproses data untuk beberapa aplikasi. Model konseptual tidak tergantung pada aplikasi individual, DBMS digunakan, Hardware komputer dan model fisiknya. Pada perancangan model konseptual basis data ini penekanan dilakukan pada struktur data dan relasi antara file. Pada perancangan model konseptual ini dapat dilakukan dengan menggunakan model data relasional.

2.1.3  Field (Atribut) Kunci
setiap file selalu terdapat kunci dari file berupa field atau satu set field yang dapat mewakili record. Misalnya Nomor Pokok Mahasiswa (NPM) merupakan kunci dari tabel mahasiswa suatu Perguruan Tinggi, setiap pencarian cukup dengan menyebut nomor mahasiswa tersebut maka dapat diketahui identitas mahasiswa lainnya seperti nama, alamat dan atribut lainnya.
Nomor Pegawai (NIP) bagi data dosen, NIK untuk data karyawan, Kode_Kuliah untuk data Mata kuliah, dan lain sebagainya.

2.2 Normalisasi
2.2.1 Tehnik Normalisasi
Beberapa pengertian mengenai normalisasi :
1.      Istilah Normalisasi berasal dari E. F.Codd, salah seorang perintis teknologi basis data. selain dipakai sebagai metodologi tersendiri untuk menciptakan struktur tabel 9 relasi) dalam basis data (dengan tujuan utnuk mengurangi kemubaziran data) , normalisasi terkadang hanya diipakai sebagai perangkat verifikasi terhadap tabel-tabel yang dihasilkan oleh metodologi lain ( misalnya E-R). Normalisasi memberikan panduan yang sangat membantu bagi pengembang untuk mencegah penciptaan struktur tabel yang kurang fleksibel atau mengurangi keflekxibelan.
2.      Kroenke mendefinisikan normalisasi sebagai proses untuk mengubah suatu relasi yang memiliki masalah tertentu ke dalam dua buah relasi atau lebih yang tida memiliki masalah tersebut. Masalah yang dimaksud oleh kroenke ini sering disebut dengan istilah anomali.
3.      Normalisasi merupakan sebuah teknik dalam logical desain sebuah basis data / database, teknik pengelompokkan atribut dari suatu relasi sehingga membentuk struktur relasi yang baik (tanpa redudansi).
4.      Normalisasi adalah suatu proses memperbaiki / membangun dengan model data relasional, dan secara umum lebih tepat dikoneksikan dengan model data logika.
Proses normalisasi adalah proses pengelompokan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entity dan relasinya. Pada proses normalisasi dilakukan pengujian pada beberapa kondisi apakah ada kesulitan pada saat menambah/menyisipkan, menghapus, mengubah dan mengakses pada suatu basis data. Bila terdapat kesulitan pada pengujian tersebut maka perlu dipecahkan relasi pada beberapa tabel lagi atau dengan kata lain perancangan basis data belum optimal.
Tujuan dari normalisasi itu sendiri adalah untuk menghilangkan kerangkapan data, mengurangi kompleksitas, dan untuk mempermudah pemodifikasian data.
RUANG DUAL
16.06 | Author: rahmat
 RUANG DUAL

Teorema 3.4 :
Misal V ruang Hermit yang berdimensi hingga maka pemetaan μ : w V Lw V* adalah bijektif.
Jadi μ : w V Lw V* korespondensi 1-1 dari V ke V*.
Bukti:
Akan dibuktikan bahwa μ : w V Lw V* merupakan pemetaan bijektif yaitu dengan menunjukkan bahwa pemetaan tersebut merupakan pemetaan injektif dan surjektif. Contoh pemetaan injektif dan surjektif (bijektif) yaitu sebagai berikut :
μ : v w
v = {1,2,3,4,5,6}
w = {2,3,4,5,6,7





μ : { (v,w) μ | μ (w) = v  1 }     

1. Injekif

Misal w1                                    μ(w1) = Lw1
               w2                                     μ(w2) = Lw2
       jika μ(w1) = μ(w2) maka w1 = w2
                      Lw1 (v) = Lw2 (v)
                     <v,w1> = <v,w2>
                     <v,w1> - <v,w2> = 0
                    <v,w1 - w2> = 0, untuk setiap v V.
Karena V definit positif, maka w1 – w2 = 0, berarti w1 = w2. Jadi jika μ(w1) = μ(w2), maka w1 = w2, sehingga μ = injektif     

2. Surjektif

w1* = Lw1 = < - ,w1>
w2* = Lw2 = < - ,w2>

Akan ditunjukkan bahwa Im (μ) itu ruang bagian dari V*.
Ambil dua elemen sebarang dalam Im (μ) misal w1* dan w2*, maka
w1* =  < - ,w1>
w2* = < - ,w2>
w1* - w2* = < - ,w1> - < - ,w2>
                = < - , w1 - w2 >
                = Lw1 – w2 Im (μ).
Sebab w1 – w2 V dan μ = injektif. Sehingga w1­­­­* - w* Im (μ) subgroup dari V* terhadap addisi (penjumlahan).
Ambil c C, w* Im (μ), maka w* =Lw.
                 cw* = c.Lw
                                    = c.< - ,w>
                        = < - , w>
                       =   Im (μ) sehingga cw* Im (μ).
Jadi Im (μ) ruang bagian dari V*.
Akan dibuktikan bahwa dim [ Im (μ)] = dim (V).
Misal {x1, x2, x3, ... , xn} basis dari V, akan ditunjukkan bahwa (μ(x1), μ(x2), μ(x3), ... , μ(x1n)} basis dari  Im (μ).
Ambil sebarang y Im (μ), maka y = μ(x) untuk suatu x V.
                 x =   1x1 + 2x2 + ... + nxn
           μ(x) = μ( 1x1 + 2x2 + ... + nxn )
                   = L 1x1 + 2x2 + ... + nxn
                         = < - , 1x1 + ... + nxn>
                   = < - , 1x1> +...+ < - , nxn>
                   = 1 .< - , x1> +...+ n .< - , xn>
                   = 1Lx1 +...+ nLxn
                   = 1 μ(x1) +...+ n μ(xn)
Jadi y = μ(x) = 1 μ(x1) +...+ n μ(xn)
Ambil kombinasi linier sebarang,
                 β1 μ(x1) + β2 μ(x2) +...+ βn μ(xn)          = 0
                 μ( 1x1) + μ( 2x2) +...+ μ( nxn)             = 0
                 μ( 1x1+ 2x2 +...+ nxn)                       = 0
.

+
Berdasarkan definisi, misal V = {V, F ; + , . , , }
                                            W = { W, F ; + , . ,    , ,    }}
+
Adalah ruang vektor atas lapangan F. Suatu pemetaan h: V → W disebut homomorfisma, jika untuk semua v1 , v2 V dan semua α F,
h (v1 v2)= h (v1)         h (v2)
dan
h (α v1)= α h (v2)
jika setiap vektor dari W berada dalam Im(h), h disebut homomorfisma dari V pada W.
(jadi μ = homomorfisma group terhadap addisi)
Karena μ = homorfisma group yang injektif, maka
1x1 + 2x2 +...+ nxn               = 0
Maka        1 = 2 = ... = n                       = 0
Jadi           β1 = β2 = ... = βn                       = 0
Jadi           {μ (x1), μ (x2), ... , μ (xn)} adalah basis dari Im (μ).
Karena banyaknya n, maka dim (V) = dim [Im (μ)] = n,
padahal dim (V) = dim (V*), akibatnya dim [Im (μ)] = dim (V*).
Karena Im (μ) ruang bagian dari V* dan mempunyai dimensi yang sama dengan V*, maka Im (μ) = V*
Karena Im (μ) = V* dan μ = injektif, maka μ = surjektif. Jadi μ = bijektif.